Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah
zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah
merah.
Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih
ada lagi macam penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan
antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya
dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja
lebih jarang dijumpai.
Salah satunya Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia
Selatan dan pribumi Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N
dan MN yang berguna untuk tes kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan
di populasi Afrika. Sistem Lutherans mendeskripsikan satu set 21
antigen.
Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis,
Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/
Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH.
Sistem ABO
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4
golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa
golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun
dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para
donor.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B,
dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi
(tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya
ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A
dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.
Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega
dari Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada
golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada
sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi.
Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia
tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan
distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.
Tabel distribusi golongan darah
Tabel pewarisan golongan darah kepada anak
Rhesus Faktor
Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali
ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus
karena dalam riset digunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah
satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan Cina.
Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan
B, sedangkan pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh
(dikenal juga sebagai antigen D).
Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak
memiliki antigen Rh, maka ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-),
sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada pemeriksaan, maka ia memiliki
darah dengan Rh positif (Rh+).
Penting Untuk Transfusi
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis
darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah
berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah
besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ
pembentuk sel darah merah.
Singkatnya berdasarkan panduan dari apa yang telah dilakukan oleh
Landsteiner, pada 1907 sejarah mencatat kesuksesan transfusi darah
pertama yang dilakukan oleh Dr. Reuben Ottenberg di Mt. Sinai Hospital,
New York.
Berkat keahlian Landsteiner pula banyak nyawa dapat diselamatkan dari
kematian saat terjadi Perang Dunia I, dimana transfusi darah dalam
skala lebih besar mulai dilakukan. Kemudian, Karl Landsteiner memperoleh
penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930
untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan
resipien (penerima) adalah sangat penting. Darah donor dan resipien
harus sesuai golongannya berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor.
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan
reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal
ginjal, syok, dan kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah
dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit.
Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah rhesus
positif. Jika dua jenis golongan darah ini saling bertemu, dipastikan
akan terjadi perang. Sistem pertahanan tubuh resipien (penerima donor)
akan menganggap rhesus dari donor itu sebagai benda asing yang perlu
dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif termasuk minoritas.
Tabel kecocokan golongan darah
Penting untuk Suami Istri
Selain hemolisis, ada kelainan genetik lain yang juga mengintai ibu
(serta bayi yang tengah dikandung, bila kasus terjadi pada wanita atau
ibu hamil). Terutama jika ibu berdarah rhesus negatif sedangkan suami
berdarah rhesus positif. Masalah ini biasanya terjadi pada perkawinan
antar bangsa.
Secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak
dari pasangan beda rhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif.
Kemungkinan berrhesus negatif hanya 0-50%. Artinya rhesus si anak lebih
mungkin berbeda dengan si ibu.
Jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan
ibu ini akan menimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin
akan masuk ke peredaran darah si ibu. Selanjutnya ini akan menyebabkan
tubuh si ibu memproduksi antirhesus. Lewat plasenta juga, antirhesus ini
akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon bayi.
Sel-sel darah merah si calon bayi akan dihancurkan.
Pada kehamilan permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si
bayi lahir kuning (karena proses pemecahan sel darah merah menghasilkan
bilirubin yang menyebabkan warna kuning pada kulit).
Tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak
kedua juga memiliki rhesus positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu
sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknya terhadap sel darah merah bayi
juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami keguguran.
Jika sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah
keguguran ini bisa dihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan
selama kehamilan berikutnya, dokter akan memberikan obat khusus untuk
menetralkan antirhesus darah si ibu. Dengan terapi ini, anak kedua bisa
diselamatkan.
Untuk alasan tersebut maka dianjurkan bagi pasangan yang akan menikah
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital health
checkup) dan bagi ibu yang ingin memiliki bayi dan atau yang telah
dinyatakan positif hamil untuk segera memeriksa kesehatannya.
Namun, satu masalah yang tersisa adalah test laboratorium saat ini
belum memungkinkan untuk melihat perbedaan dengan lebih jelas antara
genotip (Rh+/Rh-) dan (Rh+/Rh+), karena keduanya menghasilkan Rhesus
faktor yang sama yaitu Rh+.
Jadi, sudah tahu kan, bahwa golongan darah itu sangat penting untuk
diketahui dan berguna untuk kehidupan. Ketahui golongan darah anda
sekarang juga.
Sumber: www.medicastore.com